Investasi saham itu sering dianggap “menyeramkan” oleh banyak orang. Ada yang bilang penuh risiko, ada yang takut rugi, bahkan ada yang menganggap investasi saham itu cuma buat orang kaya. Padahal, kenyataannya jauh lebih simpel dari itu.
Sekarang dengan modal kecil kamu sudah bisa mulai beli saham dan membangun portofolio sendiri. Yang paling penting adalah kamu tahu cara investasi di saham yang benar, aman, dan sesuai kebutuhan. Tenang saja, kita akan bahas dengan bahasa santai, tidak ribet, dan mudah dipahami. Cocok banget buat kamu yang baru mau mulai terjun ke dunia saham.
Apa Itu Investasi Saham?
Sebelum jauh-jauh bahas cara investasinya, kita pahami dulu apa itu saham.
Singkatnya, saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Kalau kamu beli saham perusahaan A, berarti secara tidak langsung kamu adalah salah satu pemiliknya. Menarik, kan?
Keuntungan dari saham biasanya datang dari dua hal:
-
Capital Gain – selisih harga beli dan harga jual.
-
Dividen – pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham.
Investasi saham cocok untuk jangka panjang karena nilainya bisa tumbuh mengikuti pertumbuhan perusahaan.
Kenapa Harus Investasi di Saham?
Ada banyak instrumen investasi di luar sana, tapi saham memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menarik.
1. Potensi Keuntungan Besar
Dalam jangka panjang, saham bisa memberikan imbal hasil yang jauh lebih tinggi dibanding deposito, reksadana, atau emas.
2. Bisa Mulai dari Modal Kecil
Tidak perlu jutaan. Kamu bisa mulai dengan Rp50.000–Rp100.000 tergantung harga saham yang kamu beli.
3. Fleksibel dan Mudah Dicairkan
Saham bisa dijual kapan saja selama pasar buka. Jadi cukup likuid.
4. Banyak Pilihan Perusahaan
Kamu bisa pilih saham sesuai minat: perbankan, teknologi, telekomunikasi, batubara, consumer goods, dan banyak lainnya.
Cara Investasi di Saham untuk Pemula

Sekarang kita masuk ke bagian inti: bagaimana sih cara memulai investasi saham dari nol?
1. Tentukan Tujuan Investasi Terlebih Dahulu
Sebelum membuka akun atau beli saham, kamu harus tahu dulu: tujuanmu apa?
-
Untuk dana pensiun?
-
Pendidikan anak?
-
Menyiapkan modal usaha 10 tahun lagi?
-
Membangun portofolio jangka panjang?
Tujuan investasi akan menentukan jenis saham yang dipilih, besaran modal, dan strategi investasinya.
2. Kenali Profil Risiko Kamu
Dalam dunia investasi ada tiga jenis profil risiko:
-
Konservatif: memilih instrumen aman, tidak suka fluktuasi.
-
Moderate: siap untung lebih tinggi tapi tetap hati-hati.
-
Agresif: siap menghadapi fluktuasi besar untuk keuntungan besar.
Saham cenderung cocok untuk profil moderate dan agresif. Kalau kamu konservatif, kamu bisa mulai dari saham blue chip yang stabil.
3. Pilih Sekuritas atau Broker yang Terpercaya
Untuk bisa beli saham, kamu harus membuka rekening di sekuritas. Beberapa sekuritas populer di Indonesia antara lain:
-
Ajaib
-
Bibit (untuk reksadana; untuk saham memakai Ajaib Sekuritas)
-
BCA Sekuritas
-
Mandiri Sekuritas
-
Mirae Asset
-
Indo Premier (IPOT)
Pastikan sekuritas yang kamu pilih:
-
Terdaftar OJK
-
Aplikasinya mudah digunakan
-
Fee transaksi wajar
-
Fitur lengkap (chart, laporan, riset, dll)
4. Buka Rekening Dana Nasabah (RDN)
Setelah daftar di sekuritas, kamu akan diminta membuka RDN.
RDN adalah rekening khusus untuk transaksi saham agar dana kamu aman dan terpisah dari rekening sekuritas.
Biasanya cukup selfie, upload KTP, dan isi formulir. Dalam 1×24 jam biasanya RDN sudah aktif.
5. Deposit Dana atau Top Up
Kalau rekening sudah aktif, langkah selanjutnya adalah deposit dana ke RDN. Kamu bisa mulai kecil dulu, misalnya:
-
Rp100.000
-
Rp200.000
Yang penting mulai dulu. Tidak perlu menunggu “uang banyak”.
6. Pilih Saham yang Bagus dan Sesuai Tujuanmu
Ini bagian penting: memilih saham yang tepat.
Untuk pemula, sebaiknya mulai dari saham blue chip, yaitu saham perusahaan besar dengan fundamental kuat seperti:
-
BBCA
-
BBRI
-
TLKM
-
UNVR
-
BMRI
Kenapa blue chip cocok untuk pemula?
-
Fluktuasi lebih stabil
-
Kinerja perusahaan sudah terbukti
-
Risiko lebih rendah
-
Jangka panjang cenderung naik
Kalau kamu sudah lebih paham analisis, baru deh bisa coba sektor berbeda atau saham-saham bertumbuh.
7. Tentukan Strategi Investasi
Ada dua strategi populer dalam investasi saham:
a. Buy and Hold
Beli saham bagus dan simpan dalam waktu lama (5–10 tahun).
Strategi ini paling aman dan simple.
b. Dollar Cost Averaging (DCA)
Beli rutin setiap bulan dengan nominal yang sama.
Keuntungannya:
-
Tidak perlu pusing analisis
-
Mengurangi risiko beli di harga terlalu tinggi
-
Cocok untuk pemula
8. Lakukan Analisis Dasar (Fundamental)
Tidak perlu jadi ahli, tapi minimal pahami beberapa hal:
-
Laba perusahaan stabil atau naik?
-
Utangnya sehat?
-
Perusahaan punya prospek cerah?
-
Industri sedang berkembang?
Gunakan laporan keuangan sederhana yang biasanya disediakan di aplikasi sekuritas.
9. Diversifikasi Portofolio
Jangan taruh semua uang di satu saham. Misalnya:
-
40% saham perbankan
-
30% saham teknologi
-
30% saham consumer goods
Tujuannya untuk mengurangi risiko jika satu sektor sedang turun.
10. Pantau Investasi Secukupnya (Jangan Berlebihan)
Kamu tidak perlu cek harga saham setiap menit. Itu cuma bikin stres.
Cukup evaluasi setiap:
-
3 bulan
-
6 bulan
Atau saat ada perubahan besar di industri perusahaan yang kamu beli.
Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Pemula
Biar kamu tidak mengulang kesalahan yang sama, hindari hal berikut:
1. Investasi karena FOMO
Jangan beli hanya karena “katanya mau naik”.
2. Tidak Paham Profil Risiko
Kalau kamu takut harga turun sedikit, mungkin saham bukan tempat terbaik untuk seluruh uangmu.
3. Terlalu Banyak Beli Saham
Mulai dari 2–4 saham dulu. Jangan langsung 15 saham.
4. Fokus Keuntungan Cepat
Saham adalah permainan jangka panjang.
5. Panik Saat Harga Turun
Harga saham memang naik-turun. Yang penting lihat fundamental perusahaan, bukan harga sesaat.
Penutup
Investasi saham bukan buat orang kaya saja. Semua orang bisa mulai investasi asal tahu caranya. Dengan langkah-langkah sederhana — buka rekening di sekuritas, deposit dana, pilih saham bagus, lalu investasi rutin — kamu sudah bisa membangun masa depan finansialmu.
Kuncinya adalah: disiplin, sabar, dan tidak terburu-buru mengejar cuan cepat. Saham itu seperti menanam pohon. Semakin cepat kamu tanam, semakin cepat kamu menikmati buahnya.