Kesalahan Umum dalam Investasi Pemula dan Cara Menghindarinya

Kalau kamu baru mulai terjun ke dunia investasi, kamu nggak sendirian. Banyak orang mulai belajar investasi karena ingin menambah pemasukan, menyiapkan masa depan, atau sekadar mencoba hal baru. Tapi, sama seperti bidang lain, investasi juga punya tantangan, dan para pemula sering terjebak dalam kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Nah, di artikel ini, kita akan bahas kesalahan umum dalam investasi pemula, lengkap dengan cara mengatasinya supaya kamu bisa belajar tanpa harus rugi banyak.


Kesalahan Umum dalam Investasi Pemula

Kesalahan Umum dalam Investasi Pemula

1. Tidak Punya Tujuan Investasi yang Jelas

Banyak pemula langsung terjun investasi karena ikut tren atau melihat orang lain dapat cuan cepat. Padahal, investasi tanpa tujuan itu seperti pergi tanpa arah—nggak tahu mau ke mana.

Kenapa ini bahaya?

  • Kamu jadi asal pilih instrumen

  • Tidak tahu berapa lama harus menahan investasi

  • Mudah panik saat pasar turun

  • Hasilnya sering tidak maksimal

Cara menghindarinya:

Tentukan tujuan yang jelas, misalnya:

  • Dana menikah 3 tahun lagi

  • Tabungan rumah 5 tahun

  • Dana darurat 1 tahun

  • Persiapan pensiun 20 tahun

Dengan tujuan yang jelas, kamu jadi tahu instrumen mana yang cocok: jangka pendek, menengah, atau panjang.

2. Investasi dengan Uang Panas

Ini salah satu kesalahan terbesar para pemula. Banyak yang tergoda untuk investasi pakai uang yang seharusnya untuk kebutuhan penting seperti bayar kos, cicilan, atau bahkan uang darurat.

Risikonya:

  • Panik kalau harga turun

  • Terpaksa jual rugi karena butuh uang mendadak

  • Keuangan jadi kacau

Solusi:

Gunakan uang dingin, yaitu uang yang tidak kamu pakai dalam 6–12 bulan ke depan. Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang saat pasar fluktuatif.

3. Terlalu Percaya dengan Hype dan Rekomendasi Tanpa Riset

Ini sering banget terjadi. Ada teman yang bilang saham X lagi bagus, atau lihat influencer ngomong sebuah crypto lagi naik, dan tanpa pikir panjang kamu langsung ikut beli.

Masalahnya:

  • Tidak semua rekomendasi cocok untuk profil risiko kamu

  • Banyak investasi yang naik karena hype, bukan fundamental

  • Risiko rugi besar kalau ikut-ikutan

Cara menghindarinya:

Selalu lakukan yang namanya DYOR (Do Your Own Research). Minimal, cari tahu:

  • Apa produknya

  • Bagaimana cara kerja investasinya

  • Berapa risikonya

  • Berapa return rata-ratanya

Investasi terbaik adalah yang kamu pahami, bukan yang tren sementara.

4. Tidak Mengerti Risiko dari Instrumen yang Dipilih

Setiap investasi punya risiko, meskipun kecil. Tapi banyak pemula hanya melihat potensi cuan, tanpa memahami risiko rugi.

Contohnya:

  • Beli saham karena ingin cepat kaya

  • Masuk crypto tanpa tahu volatilitas

  • Investasi P2P tanpa membaca tingkat gagal bayar

Cara menghindarinya:

Pahami 3 hal penting sebelum memilih instrumen investasi:

  1. Risiko

  2. Potensi keuntungan

  3. Waktu investasi (tenor)

Kamu bebas pilih investasi apa pun, asalkan kamu tahu apa risikonya.

5. Tidak Melakukan Diversifikasi

Banyak pemula taruh uang di satu tempat saja. Misalnya all-in ke satu saham, satu crypto, atau satu platform P2P lending.

Risikonya besar:

Kalau instrumen itu turun, ya seluruh uang kamu ikut turun.

Solusi: Diversifikasikan portofolio

Misalnya:

  • 40% reksadana pasar uang

  • 30% saham / ETF

  • 20% emas

  • 10% P2P lending

Dengan portofolio yang seimbang, risiko kamu jauh lebih terjaga.

6. Ingin Kaya Mendadak

Banyak pemula punya mindset instan: mau cepat kaya dari investasi.

Padahal, investor sukses seperti Warren Buffett atau Lo Kheng Hong saja butuh puluhan tahun untuk membangun kekayaan.

Bahaya mindset instan:

  • Mudah tergoda investasi bodong

  • Sering masuk ke instrumen berisiko tinggi

  • Panik saat harga turun

  • Tidak sabar dan akhirnya jual rugi

Solusi:

Ubah pola pikir. Investasi adalah perjalanan panjang, bukan lomba cepat-cepat.

7. Tidak Punya Dana Darurat Sebelum Investasi

Ini juga kesalahan yang sering dilupakan. Banyak pemula langsung investasi padahal tabungan darurat saja belum ada.

Akibatnya:

Saat ada keadaan mendesak (sakit, kehilangan pekerjaan, dll), kamu terpaksa menarik investasi, bahkan ketika posisi rugi.

Sebaiknya punya dana darurat:

  • 3x pengeluaran bulanan (lajang)

  • 6x pengeluaran bulanan (menikah)

  • 12x pengeluaran bulanan (menikah + anak)

Setelah dana darurat aman, baru masuk ke investasi.

8. Tidak Mengecek Legalitas Platform

Karena ingin cepat cuan, banyak pemula malah pakai platform yang tidak jelas atau bahkan ilegal. Ini sangat berbahaya karena uang bisa hilang begitu saja.

Tips menghindarinya:

  • Untuk investasi keuangan → cek OJK

  • Untuk crypto → cek Bappebti

  • Untuk emas digital → pastikan terdaftar dan diawasi

Selalu cek reputasi platform sebelum setor uang.

9. Panik Saat Pasar Turun

Pemula biasanya senang saat harga naik, tapi panik saat harga turun sedikit saja. Padahal, pasar turun itu hal yang normal.

Kenapa sering panik?

  • Tidak paham fundamental

  • Investasi dengan uang panas

  • Tidak punya tujuan jangka panjang

Cara mengatasinya:

  • Tenang dan evaluasi

  • Cek apakah ada perubahan fundamental

  • Ingat bahwa market selalu naik-turun

Kadang, justru momen turun itu waktu terbaik untuk beli lebih murah.

10. Tidak Konsisten dalam Berinvestasi

Banyak orang semangat di awal, tapi setelah beberapa bulan lupa nabung, malas top-up, atau merasa investasinya jalan sendiri. Padahal, konsistensi adalah kunci pertumbuhan.

Solusi:

Gunakan metode DCA (Dollar Cost Averaging):

  • Investasi rutin setiap bulan

  • Tidak peduli harga naik atau turun

  • Long term hasilnya lebih stabil

Dengan DCA, kamu tidak perlu terlalu pusing memantau harga setiap hari.


Kesimpulan

Investasi itu bukan hal yang sulit, tapi memang butuh proses belajar. Kesalahan umum yang dilakukan pemula seperti ikut-ikutan, tidak diversifikasi, tidak punya tujuan, atau panik saat pasar turun adalah hal yang lumrah.

Yang terpenting adalah:

  • Kamu sadar kesalahannya

  • Kamu mau belajar

  • Kamu memperbaikinya

  • Kamu tetap konsisten

Karena di dunia investasi, yang menang bukan yang paling cepat, tapi yang paling sabar dan konsisten.

Leave a Comment